IPTEK

Sabtu, 21 Mei 2016

Fallout 4- CODEX

00.42 By



As the sole survivor of Vault 111, you enter a world destroyed by nuclear war. Every second is a fight for survival, and every choice is yours. Only you can rebuild and determine the fate of the Wasteland. Welcome home.

Jumat, 20 Mei 2016

BAB 5 Manusia dan Keindahan


 Keindahan

             Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
             Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
             Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
             Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”. Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
Keindahan dalam arti luas.
             Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
• keindahan seni
• keindahan alam
• keindahan moral
• keindahan intelektual

Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.


 Renungan

             Renungan berasal dari kata dasar “renung” yang artinya memikirkan sesuatu secara diam-diam, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan merupakan wujud dari merenung. Renungan dapat berupa memikirkan tentang sesuatu yang dirasanya ada yang kurang, sesuatu yang tidak sempurna, atau masalah dalam kehidupan. Renungan dapat menentramkan jiwa, menenangkan hati dan membuat aliran suatu pikiran menjadi lancar.  Renungan juga dapat berupa memikirkan sesuatu untuk menciptakan suatu karya seni.
             Renungan bisa juga dikatakan memikirkan sesuatu hal yang telah terjadi, yang baru terjadi, maupun belum dialami oleh manusia. Suatu contoh renungan yaitu, suatu ketika manusia ingin membuat suatu karya seni rupa. Kemudian manusia itu belum mempunyai ide tentang karya seni rupa apa yang ingin dibuat. Salah satunya dengan cara merenung, lalu pergi ke suatu tempat yang tenang. Dia mengharapkan suatu petunjuk atau ide untuk karya seni rupa yang ingin ia buat. Dalam merenung menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.


 Keserasian

             Keserasian berasal dari kata serasi yang mengandung arti cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kemudian keserasian merupakan keselarasan, kesepadanan, keharmonisan antara yang satu dengan yang lainnya. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, warna cat rumah dipadukan suasana alam yang hijau disekitarnya. Apabila warna cat rumah itu cocok dengan alam sekitarnya maka akan enak dipandang. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian para ilmuan menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kulitas yang paling disebut oleh sebagian ahli piker adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
             Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.
Teori tentang Keserasian.
1. Teori Objektif dan Teori Subjektif
             Teori Objektif menyatakan bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetika adalah sifat (kualitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan. Pendukung teori objektif adalah Plato, Hegel, dan Bernard Bocanquat. Sedangkan teori subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri. Pendukung teori subjektif adalah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.
2. Teori Perimbangan
             Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan suatu perhitungan, keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan, dan pengungkapan perasaan.



Untuk Link download PPT.nya silahkan Klik Disini


Selasa, 10 Mei 2016

BAB 4 Manusia dan Cinta Kasih

A. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang ataupun sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
B. Cinta menurut Ajaran Agama
  1. Cinta diri
  2. Cinta kepada sesama manusia
  3. Cinta seksual
  4. Cinta kebapakan
  5. Cinta kepada Tuhan
  6. Cinta kepada Rasul
C. Kasih Sayang
Perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Sikap kasih sayang merupakan pertumbuhan dari cinta.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
E. Pemujaan
Salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaa manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
F. Belas Kasihan
  1. Cinta Agape
  2. Cinta Philia
  • Cinta Amor/eros
G. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih antar orang-orang yang sama-sama sebanding.

Untuk Bentuk PPTnya Silahkan Klik Disini

Minggu, 08 Mei 2016

BAB 2 MANUSIA DAN KEBUDAYAN


   
A.       MANUSIA

Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat di pandang dari berbagai macam segi. Dalam ilmu ekstra manusia dimpandang sebagai kumpulan partikel atom yang membentuk suatu jaringan sistem yang di miliki manusia (ilmu kimia), manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan dll.
Dari definisi-definisi tersebut kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat di pandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan. Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan  untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia.
 1.Manusia itu sendiri dari empat unsure yang saling terkait, yaitu :
   a.Jasad, yaitu : badan kasar manuasia yang dapat di raba dan menempati ruang dan waktu
   b.Hayat, yaitu : mengandung unsure hidup, yang di tandai dengan gerak.
  c.Ruh yaitu : bimbingan dan pimpinan dari tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
   d.Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri
  2.Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
  a.Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak. Id   merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
   b.Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan dari Id, sering kali di sebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena perannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang dapat di mengerti oleh orang lain.
   c.Superego,  merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia    lima tahun. Di bandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam individu,superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Kode moral positif di sebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk di lakukan.
            Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia.Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat di identifikasikan bahwa orang tersebut lebih di kendalikan oleh Id di banding super Egonya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia.



   B.     HAKEKAT MANUSIA
  a.Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai salah satu kesatuan yang utuh.
      Tubuh adalah materi yang dapat dilihat,di raba,di rasa, wujudnya kongrit tetapi tidak abadi.Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap.Jiwa terdapat di dalam tubuh tidak dapat dilihat, tidak dapat di raba, sifatnya abstrak tetapi abadi.jika manusia meninggal jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan.
  b.Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya.
       Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia.Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
  1. Perasaan intelektual, yaitu petasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
  2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
  3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
  4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. 
  5.Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup   bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
  6.Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. 
    Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan    menurut moral.
    
  c.Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
     Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor    hayati dan budayawi. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat di pelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan sebagainya.
   
  d.Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
 Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi).
Hidup manusia mempunyai tiga syaraf, yaitu estetis,etis dan religius.

  C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Francis L.K. Hsu, sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesustraan cina klasik. Dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran konsentrif sekitar diri pribadi.
            Nomor 7 dan 6 di sebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari dalam jiwa individu.
            Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (uncxpressed conscious).Lingkran itu terdiri dari pikiran dan gagasan yang di sadari oleh individu.
            Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious).Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran.
            Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib,mengandung konsepsi tentang orang-orang.
            Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap saying dan mesra.
            Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh,terdiri dari pikiran dan sikap alam jiwa manusia tentang manusia,benda-benda,alat-alat pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri.
            Nomor  0 disebut lingkungan dari luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan yang hamper sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1.
            Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan barat dan kebuyaan timur.Orang-orang yang sering mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut secara popular, biasanya menyangka bahwa kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian,mistik,pikiran preologis, keramatamahan, dan gotong royong.Berikut ini dipaparkan bagan psiko-sosiagram manusia sebagaimana diuraikan di atas menurut Prof.Dr.Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan,mentalis dan pembangunan.

    1. Dunia luar
    2. Lingkungan hubungan jauh
    3. Lingkungan hubungan berguna
    4. Lingkugan hubungan karib
    5. Kesadaran yangdinyatakan
    6.  Kesadaraann yang tak di nyatakan
    7.  Sunsadar
    8.  Taksadar




  D.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Dua orang antropolog termuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan yang di miliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun menurun dari generasi ke generasi hidup terus.
            Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti mengolah tanah.Seorang antropolog yaitu E.B Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :
            Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,kesenian,moral,hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapat kan oleh manusia sebagai angota masyarakat.
·         Selo Sumarjan dan soelaeman Soeardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
·         Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
·         Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus diibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
·         A.L krober dan C.Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas luasnya.
Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hekekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideology, sistem sosial dan sistem teknologi.

  E.     UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Yang di maksud dengan unsure di sini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu,sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Beberapa orang sarjana , telah mencoba merumuskan unsure-unsur pokok kebudayaan misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsure kebudayaan.di katakana bahwa ada empat unsure dalam kebudayaan yaitu, alat-alat teknologi,sistem ekonomi,kaluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsure-unsur itu terdiri dari sitem norm,organisasi ekonomi,alat-alat tau lembaga ataupun petugas pendidikan dan ornagisasi kekuatan.
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories Of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsure kebudayaan universal yaitu :
  1.Sistem Religi (sistem kepercayaan). Merupakan produk manusia sebagai homo religious.
  2.Sistem organisasi kemasyarakatan. Merupakan produk homo socius.
  3.Sistem pengetahuan. Merupakan produk manusia sebagai sapiens.
 4. Sistem mata pencarian hidup dan sistem-sietem ekonomi. Merupakan produk manusia homo economicus menjadikan tingkat kehidupan anusia secara umum terus meningkat.
  5. Sistem Teknologi dan Peralatan, Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.
  6. Bahasa. Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
  7. Kesenian. Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.

  F.     WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
  1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia :
Wujud ini di sebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat di lihat dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan hidup.
  2.  Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat di amati atau diobserfasi.Wujud ini sering disebut sistem sosial, Sistem sosial bersifat kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari bisa diobservasi, di foto dan didokumentasi.
  3.  Wujud Sebagai benda :
            Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
  G.    ORIENTASI NILAI BUDAYA
            Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) Sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
  1. Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk manusia setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem ada yang berusaha untuk memandang hidup,ada pula denga pola kelakuan tertentu yang mengganggap hidup sebagai hal yang baik “mengisi hidup”
  2. Hahekat karya manusia (MK)
            Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda. Di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup karya memberikan kedudukan atau kehormatan karya merupakan  gerak hidup untuk menambah karya lagi.
  3. Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.
  4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin.
  5.  Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secra  horizontal (sesamanya) maupun secra vertical (orientasi kepada tokoh tokoh) ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).

  H.    PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan di manapun selalu dalam keadaan berubah,sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitive yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
            Terjadinya gerak/ perubahan ini di sebabkan oleh beberapa hal :
  1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.  
  2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
            Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan,penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
            Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Perubahan sosial adalah segala perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial.
            Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu di hadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :
  A. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
  B. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit di terima
  C. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsure-unsur yang baru
 D. Ketegangan-ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.
  1. Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
   a.Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah di pakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
    b.Unsur-unsur yang terbukti mambawa manfaat besar.
  c.Unsur-unsur yang dengan mudah di sesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut.
  2. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit di terima oelh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
      a. Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideology   
       b. Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
 3.Pada umunya generasi muda di anggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.sebaliknya generasi tua, di anggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsure baru.
  4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi,selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkab tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu kebudayaan baru diantaranya :
 1.Terbatasnya masyarkat memiliki hungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
 2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor sulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
 3.Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
 4.Suatu unsure kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsure-unsur kebudayaan yang menjadi landasan-landasan bagi diterimanaya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
 5.Apabila unsure yang baru itu meniliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

  I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan manusia.
            Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa malaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Dari sisi lain,hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat di nyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses diakletis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
  1.Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
 2.Obyektivitas, yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
  3.Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
  Manusia dan kebudayaan, atu manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan erat satu sama lain.Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat di lakukan dengan lebih cermat.